Buku ini merupakan rekaman dialog antara ulama Imamiyah Sayyid Muhammad al-Musawi dengan Sunni Peshawar, sebuah kota kecil di dekat perbatasan pakistan dan Afghanistan.
Seorang penyair bernama iqbal menyatakan " ia putri siapa? Istri siapa? dan Ibu Siapa> Ia seberkas cahaya dari cahaya mata Al - Mushafa. Perempuan tanpa perumpaan . Bidadari Padang Pasir Fatimah Az-Zahra. Sungguh ketika menuliskan kisahnya, aku sempat berpikir sosoknya adalah fiktif. Sebab, terlalu sempurna untuk dituliskan, terlalu berat untuk digambarkan terlampau jauh untuk ditemui dan sanga…
Dari konstruksi ini, aku mendapatkan sedikit pemahaman bahwa perjalanan beliau telah menemui banyak rintangan berat dan penderitaan traumatis dalam hiduonya. Akan tetapi, beliauy berhasil mengubah keterpurukannya menjadi aset lalu diolah menjadi keahlian untuk memperbaiki dunia membebaskan kejahilan, juga menyusun ulang pengalamanya dalam mengatasi tantangan. Beliau terus mengabdikan diri untuk…
Sungguh kami bercita - cita ingin masuk surga. Namun saat diteliti ulang hampir semua aktivitas kami tak mencerminkan amalan ahli jannah. Saat azan berkumandang, kami pura-pura tuli. Saat waktu salat tiba, kami terus melanjutkan perjalanan tanpa ada niat untuk singgah walau sejenak saja. Saat ada yang mengajak ngerumpi, kamilah jagoannya.
Buku ini memaparkan seputar perbedaan pendapat dan analisa dari para ulama terhadap metode Al Ghazali dalam menetapkan status hadits-hadits yang beliau cantumkan dalam kitab Ihya' Ulumuddin ; Diantaranya mengatakan bahwa hadits-hadits yang dicantumkan Al Ghazali dalam kitab tersebut berstatus dhai'f bahkan ada pula yang tidak diketahui sumbernya.